Sastra Bahasa Indonesia
Alhamdulillah, kabar baik datang dari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan prestasi yang membanggakan dari dua mahasiswanya, Mawar Ledya Serli dan Isna Ilham Nur Rizki. Keduanya berhasil meraih juara 1 di kategori jasa non-digital dan juara 2 untuk company profile (jasa non-digital) pada perlombaan inkubasi bisnis berbasis kompetisi yang diadakan di kawasan pariwisata Borobudur, Semarang, pada 26 hingga 28 Juli 2024.
Perlombaan ini mempertemukan mahasiswa dari berbagai universitas, menciptakan suasana kompetisi yang penuh semangat. Mawar dan Isna berhasil menampilkan ide bisnis yang relevan dan menarik, dengan dukungan riset yang kuat. Presentasi mereka menonjol berkat pendekatan yang sistematis dan komunikasi yang efektif, sehingga mampu menarik perhatian juri dan peserta lain. Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa persiapan matang dan kolaborasi dapat membuahkan hasil yang memuaskan.
Keberhasilan Mawar dan Isna tidak hanya mencerminkan kemampuan individu, tetapi juga hasil dari bimbingan yang intensif dari dosen serta dukungan dari teman-teman di program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Keduanya mengungkapkan rasa syukur atas pencapaian ini dan berharap dapat terus mengembangkan ide-ide mereka untuk menjadi entrepreneur yang sukses di masa depan.
Selain memberikan penghargaan bagi para pemenang, perlombaan ini juga bertujuan untuk mendorong mahasiswa agar lebih aktif dalam dunia wirausaha, khususnya dalam sektor ekonomi kreatif (ekraf). Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam memajukan industri kreatif di Indonesia, terutama di kawasan pariwisata yang memiliki potensi besar.
Prestasi yang diraih oleh Mawar Ledya Serli dan Isna Ilham Nur Rizki menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam dunia bisnis. Dengan semangat dan kerja keras, mereka menunjukkan bahwa mahasiswa dapat menjadi agen perubahan dan memberikan dampak positif bagi masyarakat serta perekonomian negara. Semoga prestasi ini dapat memotivasi generasi muda untuk mengejar mimpi dan berani mengambil langkah dalam dunia wirausaha.
Kuliah Umum PBSI FKIP UAD dilaksanakan pada Hari Kamis, 28 Maret 2024. Kegiatan kuliah umum diadakan di ruang virtual Google Meet pada pukul 12.30 WIB s.d. selesai. Narasumber kali ini yaitu Bapak Dr. Muhammad Rohmadi, M. Hum. Dosen prodi PBSI FKIP Universitas Sebelas Maret. Kuliah umum di moderator oleh Bapak Sudaryanto, M.Pd. dosen PBSI FKIP Universitas Ahmad Dahlan.
Kegiatan tersebut mengangkat tema Linguistik: Pembidangaan dan Peluang Risetnya bagi Mahasiswa S-1 PBSI. Membahas terkait pembidangan linguistik. Pembidangan linguistik ini memang tidak lepas dari konsep bahwa ketika kita belajar linguistik itu ada dua pilar yaitu linguistik struktural dan linguistik fungsional. Sehingga ketika kita bicara masalah linguistik struktural kita akan ingat masalah fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, analisis wacana,dll. Sementara, ketika kita ingat linguistik fungsional kita akan ingat ada pragmatik, sosiolinguistik, psikolinguistik, neurolinguistik, psikopragmatik. Saat ini yang sedang saya terus kembangkan adalah psikopragmatik, neurolinguistik, etnolinguistik dan juga ada pembidangan-pembidangan fungsional lain yang muncul dari interdisipliner linguistik.
Saat ini apabila dilihat dalam konteks pemakaian bahasa tentu kita bisa melihat bagaimana linguistik struktural itu berdiri sebagai bentuk ranah penelitian, bagaimana linguistik fungsional berdiri sebagai ranah penelitian, lalu bagaimana implementasi linguistik fungsional dan struktural ini terimplementasi dalam pembelajaran. Dalam ranah PBSI terdapat pilar linguistik murni, linguistik struktural, linguistik fungsional, dan pengajaran.
Ratri Sti M., mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan (PBSI UAD) menjadi salah satu wisudawati yang mendapatkan IPK tertinggi di tingkat Program Studi S1 dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Ratri, nama panggilan akrabnya menyabet IPK 3,96 dengan masa studi 3,5 tahun. Ratri mendapatkan urutan ke-3 kategori wisudawan IP Tertinggi Program Studi S1 dan urutan ke-2 kategori wisudawan IP Tertinggi Fakultas S1.
Ratri yang berasal dari Klaten, Jawa Tengah mengaku sudah tertarik dengan pelajaran Bahasa Indonesia sejak dahulu. Ayahnya dan juga kakaknya yang kebetulan mempunyai kesamaan yaitu satu Program Studi dan Universitas. Ia juga melihat peluang kerja yang sangat banyak dari Program Studi PBSI.
“Karena sudah tertarik dengan pelajaran Bahasa Indonesia sejak dahulu. Selain itu, peluang kerja juga banyak. Kebetulan Bapak dan Mbak juga kuliah di prodi dan univ yang sama jadi saya mengikuti jejaknya,” ujar Ratri.
Ratri Sti M. Mahasiswa PBSI Lulusan Terbaik FKIP dan PBSI
Ratri sangat senang dan tidak menyangka bahwa ia akan menjadi wisudawan terbaik dari apa yang selama ini Ratri lakukan. Ia hanya fokus pada menuntut ilmu dan juga memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Semasa ia berkuliah di PBSI FKIP UAD, Ratri juga mengikuti organisasi yaitu HMPS PBSI (Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) dan juga menjadi Student Employment di Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UAD.
Adanya kesibukan lain selain mengikuti kelas pada umumnya, Ratri tidak merasa terganggu. Ia dapat mengatur waktunya dengan memilih atau memilah mana yang harus diprioritaskan terlebih dahulu, namun tetap prioritas utama adalah kuliah. “Caranya saya yang jelas mengutamakan kuliah terlebih dahulu kemudian sisa waktunya saya gunakan untuk organisasi. Yang jelas harus tau porsinya masing-masing mana yang seharusnya diprioritaskan,” ujar Ratri.
Selama kuliah hal yang harus diperhatikan menurut Ratri adalah fokus pada materi perkuliahan dan ikut organisasi untuk melatih keterampilan yang tidak didapat ketika kelas pada umumnya. Ketika berkuliah harus diimbangi antara ilmu dengan skill kita. Organisasi tidak hanya menambah keterampilan, tetapi juga menambah ilmu dan pengalaman yang ada. Selama kuliah di PBSI UAD, Ratri pernah mendapatkan beasiswa prestasi akademik.
Banyak sekali hal yang didapat ketika kuliah di PBSI UAD, selain ilmu yang bermanfaat, tentunya pengalaman berorganisasi yang berguna untuk karir masa depan. “Banyak sekali hal yang saya dapatkan di PBSI selain ilmu yang bermanfaat, pengalaman-pengalaman berorganisasi juga bermanfaat untuk karir saya kedepannya,” ujar Ratri.
Ratri bisa menjadi seperti saat ini karena mendapatkan motivasi atau semangat dari orang tuanya. Orang tua Ratri sudah bekerja keras sehingga dia menjadi anak pintar dan tentunya membahagiakan orang tua serta dirinya sendiri. Ratri mempunyai keinginan diri sendiri yaitu melanjutkan studi S2 dan bekerja sesuai dengan bidang atau keahlian yang ia miliki saat ini.
(Muh. Rayhan Maulana)
Belakangan ini viral seorang profesor muda (berinisial KD) di sebuah PTS Jakarta, menerbitkan 160 artikel jurnal selama tahun 2024. Angka tersebut menjadi sorotan banyak pihak, termasuk sesama dosen. Selain itu muncul dugaan sang profesor mencatut 24 staf pengajar di Universiti Malaysia Terengganu (UMT) dalam artikel-artikelnya. Tahun-tahun sebelumnya pernah tersiar berita profesor di sebuah PTS Bandung memplagiat artikel penulis di media massa Australia. Ketidakberesan urusan publikasi dosen kita kian lama kian (bertambah) panjang.
Atas kasus profesor muda itu, kita sampaikan tiga catatan. Pertama, publikasi ilmiah bersinggungan dengan etika/norma akademik. Dalam buku Panduan Operasional Penilaian Angka Kredit (PAK) Oktober 2019 (terbitan Kemendikbud), disebutkan norma kepatutan terkait PAK dosen. Misalnya, dosen hanya boleh mengajukan satu buku ajar per tahun guna keperluan PAK. Terkait itu, diduga profesor muda berinisial KD tidak membaca dan memahami buku Panduan Operasional PAK Oktober 2019 tadi. Dengan demikian, publikasi yang dilakukan profesor muda itu menabrak norma-norma kepatutan PAK.
Kedua, publikasi ilmiah bertalian dengan evaluasi kinerja dosen. Tiap semester, dosen penerima tunjangan sertifikasi dosen/serdos wajib mengisi Beban Kinerja Dosen (BKD) pada laman Sister-nya. Khusus dosen jafung Lektor, Lektor Kepala, dan GB memiliki kewajiban khusus berupa (1) menulis buku ajar/buku teks dan (2) menulis publikasi ilmiah. Dua kewajiban itu bersyarat minimum satu buah (1 buku dan 1 publikasi ilmiah) dan berdurasi tiga tahun lamanya.
Ketiga, publikasi ilmiah berkaitan dengan insentif. Seorang profesor pernah bercerita, dirinya mendapatkan insentif Rp 25 juta karena artikelnya terbit di jurnal terindeks Scopus Q1. Tentu, tidak ada yang salah pada cerita profesor itu. Tatkala seorang dosen memublikasikan artikelnya di jurnal terindeks Scopus dan memperoleh insentif, hal itu sah-sah saja. Yang jadi sorotan ialah, jika dosen itu melakukan pelanggaran etika publikasi demi memperoleh insentif belaka.
sumber : https://radarjambi.co.id/read/2024/05/09/32406/publikasi-minus-etika-/
INDONESIA: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia publishes manuscripts on research in language teaching, literature, and linguistics. INDONESIA: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia features research novelties and significance for scientific advancement in one of the fields of the published manuscripts. This journal welcomes submissions from around the world as well as from Indonesia. Manuscripts published including. Linguistics: phonology, morphology, syntax, discourse analysis, psycholinguistics, sociolinguistics, and critical discourse analysis. Literature: local literature studies, Indonesian literature, foreign literature studies, children literature, literature studies for character education, and other literary studies. Indonesian Language and Literature:curriculum development, learning methods, learning materials, learning media, assessment, Indonesian language learning across curricula, information and communications technology in Indonesian language learning, language skills, and other Indonesian language learning analyses.
The editorial board would like to receive manuscripts submitted via the online submission system. Make sure that the manuscripts meet the scope and submission guidelines of the journal. For more detailed information, please refer to the terms and conditions of INDONESIA: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
Wienike Dinar Pratiwi
Mahasiswa Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) berhasil lolos KMI Award pada ajang Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) pada tahun 2022. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 22-25 November 2022 di Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran, Jawa Timur.
Tim Olahan “Surya Hijau” yang terdiri atas Annisa Nur Hidayati (PBSI), Anis Setiawati (PBSI), Asri Mustika Aji (PBSI), Atik Widyaningrum (PBSI), dan Azmi Lani Oktavian (Perbankan Syariah) berhasil melakukan diversifikasi produk olahan bunga telang menjadi makanan dan minuman kesehatan.
P2MW merupakan program pengembangan wirausaha mahasiswa yang telah memiliki usaha melalui bantuan dana pengembangan dan pembinaan dengan melakukan pendampingan serta pelatihan usaha bagi peserta P2MW. Tim yang terdiri dari lima mahasiswa ini berhasil mendapat pendanaan Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) Kemendikbudristek tahun 2022 dengan membudidayakan bunga telang menjadi makanan dan minuman.
Produk Unggulan sirup bunga telang dan produk favorit Kripik bunga telang
Bunga telang memiliki berbagai manfaat yang berguna bagi kesehatan diantaranya dapat membantu menjaga kesehatan kulit dan rambut, menurunkan berat badan, dan menstabilkan kadar gula darah. Melihat bunga telang yang kaya akan manfaat tim olahan “Surya Hijau” membudidayakan bunga telang serta mengolah bunga telang menjadi berbagai produk. Produk makanan dan minuman yang mereka buat dari bunga telang diantaranya keripik bunga telang dengan berbagai varian level kepedasan dan rasa, permen bunga telang, teh telang, sirup telang, dan infused water. Selain itu, mereka membuat pupuk dan kerajinan tangan berupa gantungan kunci akrilik dari bunga telang.
Dalam memasarkan produk bunga telang, Annisa dan kawan-kawan melakukannya secara online dan offline. Pemasaran produk bunga telang secara online melalui beberapa markerplace seperti Shopee, website, Instagram, dan Whatsapp. Selain itu, mereka memasarkan produk secara offline dengan melakukan gelar produk pada pameran UMKM, bazar, expo, dan berbagai event lainnya.
Setelah mendapat pendanaan P2MW, Annisa dan kawan-kawan berkesempatan mengikuti KMI Award 2022 yang diselenggarakan di UPN Veteran, Jawa Timur. Tidak semua mahasiswa yang mendapat pendanaan P2MW memiliki kesempatan untuk menjadi peserta KMI Award 2022. KMI Award merupakan ajang apresiasi kepada mahasiswa pelaksana P2MW dan IWDM yang telah melalui proses seleksi dan merupakan puncak acara KMI EXPO 2022.
Iis Suwartini, M.Pd., selaku dosen kewirausahaan sekaligus dosen pembimbing P2MW mengatakan, “Kami selalu mendukung mahasiswa untuk berprestasi di tingkat nasional tak terkecuali bidang kewirausahaan. Sehingga anak-anak tidak hanya berlatih menjadi wirusaha saja tetapi juga siap berkompetisi.” Dengan begitu, kedepannya prodi PBSI juga akan melahirkan banyak wirausaha, karena sejak diperkuliahan sudah diberikan bekal berwirausaha.
(Annisa Fatati Rahmah)
Annisa Novasari, mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan (PBSI UAD) didapuk sebagai wisudawati dengan IP tertinggi kedua di tingkat Program Studi S1 dan tertinggi ketiga di tingkat Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Pasalnya, sosok yang akrab disapa Nova ini menyabet IPK 3,96 dengan masa studi 3 tahun 9 bulan.
Nova mengaku menyukai mata pelajaran Bahasa Indonesia sejak ia duduk di bangku sekolah dasar. Hal-hal yang berhubungan dengan buku dan kepenulisan menjadikannya tertarik untuk memperdalam keilmuan Bahasa Indonesia.
Kilas balik tahun 2021, Nova pernah mengikuti program Kemendikbudristekdikti, yaitu Pekan Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) berjudul “Kaderisasi Relawan Sadar Lingkungan Menuju Ekonomi Kreatif Berbasis Technopreneurship di Desa Sariharjo”. Pada tahun berikutnya, Nova juga lolos program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Angkatan 3 di PT. Jobhun Membangun Indonesia ( Kamp Copywriter Jobhun ).
Annisa Novasari Mahasiswa Prodi PBSI UAD menjadi Wisudawati Terbaik FKIP dan PBSI
Meskipun mendapat prestasi gemilang di bidang akademik, selama kuliah Nova juga aktif mengikuti dunia organisasi. Ia menjadi anggota Divisi Akademik Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) PBSI selama dua periode. “Aktif mengikuti organisasi selama berkuliah itu penting banget. Selain dapat pengalaman berharga, saya juga mendapatkan hubungan yang banyak. Di organisasi belajar banyak hal juga seperti cara bersosialisasi, kepemimpinan, empati, setia kawan, wicara publik, dan masih banyak lagi,” ucap Nova.
Untuk meraih IPK yang tinggi, Nova tidak memiliki cara belajar yang khusus, namun Nova selalu berprinsip mengutamakan waktu ibadah dibandingkan kegiatan lainnya. “Saya sebisa mungkin berusaha melakukan ibadah wajib sebaik-baiknya. Meskipun demikian, saya juga tidak melupakan waktu untuk belajar dan mengerjakan tugas. Biasanya ketika terdapat jadwal rapat organisasi yang padat, saya selalu mengutamakan tugas kuliah terlebih dahulu,” ujar Nova.
Bagi Nova, hal penting yang harus diperhatikan semasa kuliah adalah fokus menggali kemampuan diri. membantu yang ia temui dalam perkuliahan selalu ia diskusikan dengan dosen. “Maksimalkan waktu dalam mengerjakan tugas agar memperoleh hasil terbaik. Selain itu, kita juga jangan pelit berbagi ilmu dan informasi dengan teman yang sedang merasa kesulitan, karena kebaikan itu akan kembali pada diri sendiri,” ujar Nova.
Pencapaian manis yang Nova rasakan saat ini tidak terjadi begitu saja, melainkan melewati proses yang panjang dan penuh kepahitan. Nova selalu memegang prinsip ayat Al-Qur’an yang menyebutkan bahwa hal yang tidak kita sukai belum tentu tidak baik bagi kita, dan hal yang kita sukai juga belum tentu baik untuk kita. Nova bersyukur atas hal-hal yang ia rasakan sekarang.
“Benar-benar hal yang sangat tidak terpikirkan sebelumnya,” ujarnya di akhir wawancara. Nova juga bersyukur karena telah bekerja sebagai guru Bahasa Indonesia di salah satu SMA Muhammadiyah di Yogyakarta sebelum ia menyelesaikan masa studinya.
(Syafira Anna Dzirin)
Pada Senin, 28 Oktober 2024, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar kuliah umum bertajuk “Revolusi Kecerdasan Artifisial (KA) dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang Beretika“. Acara ini berlangsung dari pukul 13.00 hingga 15.00 WIB dan dihadiri oleh mahasiswa PBSI UAD yang sangat antusias.
Sambutan dibuka oleh Ketua Program Studi PBSI, Roni Sulistiyono, M.Pd. dalam sambutannya, Roni mengingatkan pentingnya mengikuti perkembangan teknologi, khususnya kecerdasan artifisial. Ia menekankan, “Jika bapak/ibu dosen tidak mengikuti perkembangan ini, maka akan dapat dikibulin.” Roni juga menyoroti manfaat kecerdasan AI yang dapat membantu dalam menyusun tugas kuliah dan tugas akhir, tetapi tetap harus memperhatikan marwah dan etika ilmiah.
Acara dilanjutkan dengan sesi pemaparan oleh pembicara utama, Hardika Dwi Hermawan, S.Pd., M.Sc., yang merupakan dosen di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hardika mengawali presentasinya dengan menjelaskan perkembangan teknologi dan kecerdasan artifisial yang semakin pesat. Ia menjelaskan bagaimana kemajuan ini membawa dampak besar terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan.
Hardika juga membahas tentang Generative AI, sebuah teknologi yang mampu menghasilkan konten baru berdasarkan data yang ada. Ia menjelaskan, “Generative AI tidak hanya sekadar alat, tetapi juga bisa menjadi mitra dalam proses pembelajaran.” Hal ini membuka peluang bagi mahasiswa untuk lebih kreatif dalam menyusun karya-karya mereka.
Dalam sesi selanjutnya, Hardika mengulas pemanfaatan AI dalam dunia pendidikan. Ia memberikan contoh konkret bagaimana AI dapat digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar, mulai dari analisis teks hingga pengembangan kurikulum yang lebih interaktif. “Kecerdasan artifisial dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih personalized bagi setiap mahasiswa,” ujarnya.
Penggunaan Generative AI oleh mahasiswa menjadi topik hangat dalam sesi terakhir pemaparan. Hardika memberikan tips dan trik bagi mahasiswa dalam memanfaatkan teknologi ini secara etis. Ia menegaskan pentingnya menjaga integritas akademik dan tidak mengandalkan AI secara berlebihan dalam menyelesaikan tugas.
Acara ditutup dengan sesi tanya jawab yang antusias antara mahasiswa dan pembicara. Banyak pertanyaan yang dilontarkan mengenai cara-cara praktis dalam menerapkan kecerdasan artifisial dalam pembelajaran bahasa dan sastra. Kuliah umum ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru bagi mahasiswa dan mendukung pengembangan kemampuan mereka di era digital yang semakin maju.
Menjadi mahasiswa tentunya harus memiliki soft skill dan hard skill. Soft skill adalah kemampuan yang erat kaitannya dengan kepribadian seseorang. Kemampuan ini akan menunjukkan bagaimana seseorang mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Hard skill adalah kemampuan yang dapat dipelajari, evaluasi, dan diukur. Karena hard skill dapat dipelajari, maka hal ini juga mampu dikembangkan melalui pendidikan formal, kursus, pelatihan hingga sertifikasi.
Dimas Ananda Pangestu atau yang biasa disapa Dimas, mahasiswa PBSI FKIP UAD Angkatan 2023. Ia mempunyai riwayat sakit Cerebral Palsy dan Tuna Daksa. Adanya keterbatasan itu, tidak menghambat Dimas dalam meraih prestasi baik akademik maupun non-akademik. Sebelum ia masuk ke jenjang perkuliahan, Dimas sudah memiliki ratusan medali yang didapatkannya. Dimas selalu mengikuti perlombaan yang diselenggarakan dari berbagai EO (Event Organizer).
(salah satu karya Dimas pada materi Negative Space)
BIMAWA UAD (Biro Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Ahmad Dahlan) pada bulan November, mengadakan perlombaan Kompetisi Motret Dasar Tingkat Nasional #3 dengan bekerjasama dengan Kelas Belajar Motret. Lomba tersebut dilaksanakan pada tanggal 18 – 25 November 2023. Dimas yang menjadi salah satu peserta kompetisi tersebut berhasil meraih kejuaraan dalam berbagai materi. Ia mendapatkan Juara 1 dan Terbaik 2 pada Materi Negative Space, Harapan 2 pada Materi Macro, Terbaik 2 pada Materi Foreground, Terbaik 3 pada Materi Refleksi, dan Terbaik 3 pada Materi Frog Eye.
Dimas selalu mencoba hal baru yang belum pernah ia lakukan untuk melihat potensi yang ada pada dirinya. Hal tersebut menjadi motivasi Dimas untuk selalu ikut dalam perlombaan atau kegiatan lainnya. Semangat mengikut perlombaan itu karena dia ingin menambah skill dan value dirinya. “Mindset atau pemikiran saya tertanam coba saja dulu siapa tahu memberi manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain, jadi muncul rasa semangat untuk terus mencoba” ujar Dimas Ananda Pangestu.
(Muh. Rayhan Maulana)
Address Jl. Ringroad Selatan, Kragilan, Tamanan, Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55191
Hours Monday—Saturday: 8:00AM–4:00PM